Selasa, 05 April 2011

Miracle of Al-Qur'an



BESI dalam Al-Qur'an



Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)
Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting.
Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.

Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.

Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.



Partikel subatom dalam Al-Qur'an

Atom, merupakan partikel terkecil dari benda. Tak perlu heran, karena, dalam setitik debu pun jumlah atomnya bisa mencapai jutaan bahkan miliaran. Pemikiran tentang atom ini dimulai oleh Democritus, seorang filsuf Yunani. Ia mendefinisikan atom sebagai "benda yang tidak dapat dibagi lagi". Namun, seiring berkembangnya teknologi, mulailah ditemukan partikel-partikel subatom. Berawal dari pernyataan John Dalton bahwa atom seperti "bola pejal" (yang berarti atom memiliki isi), para ilmuwan pun berlomba-lomba untuk mencari, apa sebenarnya isi dari atom tersebut?

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ilmuwan-ilmuwan ternama pun mulai mengajukan model atom beserta partikel subatomnya. Lihat saja J.J. Thomson (penemu elektron), dengan model atom roti kismisnya. Lalu Goldstein dengan temuan protonnya, dan James Chadwick dengan neutron temuannya. Ernest Rutherford dengan teori elektron mengitari inti atom, Niels Bohr dengan lintasan elektronnya, dan Louis de Broglie dengan 'kebolehjadian' letak elektron. Pada penelitian akhir-akhir inipun, ilmuwan mulai menemukan partikel-partikel subatom lainnya. Sebut saja quarkantineutronpositron,lepton, dsb.

Ternyata, penemuan-penemuan mengagumkan di atas telah dibahas dalam Al-Qur'an! Tertulis dalam firman Allah SWT: "...Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)." (QS. Saba': 3)

Al-Qur'an sudah membahasnya 13 abad sebelum penelitian partikel subatom dimulai! Masuk akalkah jika pada zaman Rasulullah SAW telah ada penelitian macam ini? Masuk akalkah jika Al-Qur'an itu merupakan hasil goresan tangan manusia? Subhanallah... Al-Qur'an memang selalu menyimpan banyak sekali ilmu pengetahuan jika kita mau merenunginya. Tak ada kecacatan didalamnya, meski kita berusaha sekeras mungkin untuk menemukan kesalahan di dalamnya. 



Strategi perang udara dalam Al-Qur'an




Perang Udara zaman ini sudah menggunakan pesawat tempur canggih, helikopter, dan sebagainya. Namun, tahukah kita bahwa sebenarnya strategi 'menyerang dari udara' telah dicantumkan dalam Al-Qur'an 14 abad yang lalu! Di mana saat itu belum ada pesawat. Lalu, menggunakan apa?

Penjelasan inipun sebenarnya secara gamblang disebutkan dalam Al-Qur'an (namun baru sekarang saya menyadarinya). Bahkan, surat ini telah kita hafal sejak kita kecil. Ya, surah itu adalah Surah Al-Fiil.

Pada permulaan surah Al-Fiil, Allah bertanya,"Tidakkah engkau perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak pada pasukan bergajah?". Ini merupakan ajakan agar kita berpikir, apa yang Allah lakukan terhadap pasukan bergajah itu. Pada ayat-ayat lainnya, Allah juga sering mengajak kita untuk berpikir. Seperti ungkapan "Tidakkah kamu berpikir?" atau "Pada perumpamaan itu terdapat tanda2 bagi org yg berpikir." dan ungkapan2 lainnya.

Baiklah, langsung ke inti pembahasan. Allah berfirman,"Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang terbakar, sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat)." (QS.Al-Fiil: 3-5)

Pada zaman itu, belum pernah ada yang berpikir untuk terbang, apalagi menyerang dari udara. Hal ini terus berlanjut sampai Wright bersaudara menemukan pesawat terbang. Pesawat tempur yang bisa digunakan untuk berperang pun baru ditemukan di awal abad ke-20. Namun, Al-Qur'an sudah membahas ini jauh sebelum ditemukan itu semua!

Lihatlah ayat ini, Allah mengirimkan burung Ababil untuk melemparkan batu2 yg terbakar. Hal ini sama dengan pesawat yang menjatuhkan bom di sebuah kota. Lalu, ayat terakhir mengatakan kalau pasukan bergajah seperti daun-daun yang dimakan ulat. Hal ini sama bukan dengan akibat dari bom yang diledakkan pesawat tempur?

Subhanallah, Al-Qur'an telah mengungkapkan 'serangan dari udara' jauh sebelum teknologi kita membuat hal yang serupa. Wallahu A'lam bish-shawwaab



LEBAH dalam Al-Qur'an




Pada awal Februari ini, saya akan membahas tentang lebah, baik itu tempat tinggalnya, tugas-tugasnya, manfaatnya, hingga ayat Al-Qur'an yang menyebutkan tentang lebah. Berikut pembahasannya:

Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena suka hidup berkelompokm meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku/familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasangsayap. Lebah banyak membuat sarang di pohon, gunung, dan di atap-atap rumah. 





Sebagai sebuah serangga, kenapa sih lebah sampai dicantumkan di dalam Al-Qur'an? Sampai-sampai dibuat sebagai nama salah satu surah, yaitu Surah An-Nahl? Ternyata, lebah memiliki banyak sekali keistimewaan dan manfaat. Mulai dari keistimewaan sarang lebah yang membentuk tempat penyimpanan madu dengan bentuk heksagonal, hingga manfaat produknya yang terkenal berupa madu. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT: "...Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia." (QS. An-Nahl: 69).

Penelitian membuktikan bahwa manfaat madu ini sangat banyak, di antaranya mengandung sejumlah molekul gula berupa glukosa dan fruktosa, sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, besi dan fosfat. Di samping itu madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3. Madu juga mengandung tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon. Sehingga tidaklah mengherankan bilamana madu adalah “obat yang menyembuhkan bagi manusia”.

Lalu, penelitian juga membuktikan bahwa lebah pekerja seluruhnya adalah lebah betina. Hal ini telah diisyaratkan dalam Al-Qur'an: "Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah,"Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia." (QS.An-Nahl: 68). Dalam ayat itu, Allah SWT menggunakan fi'il amr (kata perintah dlm bhs.arab) yang disematkan pada dhomir hiya (dia perempuan), seperti pada kata ittakhidzii (buatlah). Kata perintah ini merujuk kepada sebuah bentuk pekerjaan, yaitu membuat. Dengan kata lain, Allah SWT secara tersirat menyebutkan bahwa yang mengerjakan itu (lebah pekerja) adalah lebah betina. Subhanallah... Al-Qur'an yang diturunkan 14 abad yang lalu, telah membahas keajaiban lebah yang baru terkuak akhir-akhir ini. Maha Suci Allah atas segala firman-Nya



SEMUT dalam Al-Qur'an


Semut sedang memakan madu

Semut, salah satu serangga yang dimuat bahasannya dalam Al-Qur'an. Lalu, apa istimewanya semut sehingga diabadikan dalam Al-Qur'an? Ini dia pembahasannya:

Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

Semut adalah hewan terkuat didunia. Walaupun tubuhnya kecil, ia mampu menopang benda dengan beban 50 kali dari beban tubuhnya. Jika diadukan dengan hewan sangat besar seperti gajah atau gorilla, yang hanya mampu menopang benda maksimal sampai 3 kali dari beban tubuhnya.

Nah, itulah sekilas tentang semut. Lalu, apa hubungannya dengan Al-Qur'an? Allah SWT berfirman: "Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, "Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (QS.An-Naml: 18). Dalam ayat itu, ada 2 hal yang membuktikan kehebatan Al-Qur'an dalam mendeskripsikan semut:

1. Dalam ayat itu, Allah SWT menggunakan dhomir hiya untuk semut yang memerintah semut2 lainnya. Secara tersirat, Allah ingin menegaskan bahwa semut dipimpin oleh ratu. Hal itu dibuktikan oleh penelitian akhir-akhir ini.

2. Lalu, ratu itu berinisiatif untuk menyelamatkan semut-semut lainnya dengan memerintahkan semut lainnya untuk masuk ke dalam sarang mereka masing-masing. Hal ini mengindikasikan bahwa semut memiliki rasa sosial dan peduli yang tinggi. Sang ratu tidak menyelamatkan diri sendiri, tapi juga mengajak rakyat-rakyatnya. Bukti itu pun baru terkuak akhir-akhir ini. Rasa peduli ini patut dicontoh oleh pemimpin-pemimpin manapun (bahkan oleh org2 awam seperti kita). Hal ini tergambar dalam doa Nabi Sulaiman AS di ayat selanjutnya: "...Dan dia berdoa,"Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu..." Wallahu a'lam bish-shawwaab..



3.Profesor Robert Hickling ialah seorang Ilmuan yang meneliti apakah semut dapat berkomunikasi kepada semut lainnya dengan saling berbicara dengan menggunakan alat bantuan Advances of Audio Technology (Teknologi Audio Mutakhir)

Al-Qur'an memang keajaiban dari keajaiban. Bayangkan, Informasi Science yang baru-baru ini manusia peroleh dengan menggunakan Teknologi canggih, Al-Qur'an sudah menjelaskannya sejak 1400 tahun yang lalu dengan tanda-tanda petunjuknya yang begitu jelas dan detailnya, ini membuktikan bahwa Al-Qur'an memang buatan yang Maha Kuasa yang terbukti kebenarannya yang tak mungkin bisa terbantahkan.
Fakta Ilmiah:


Allah berfirman, ‘Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, ‘Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.’ (an-Naml: 18)

Dalam ayat ini, ada suatu bukti yang jelas bahwa semut-semut mempunyai suatu bahasa untuk memahami satu sama lain, dan Allah mengaruniai Sulaiman kemampuan untuk mendengar dan memahami suara-suara mereka. Para ilmuwan berusaha untuk menangkap isyarat-isyarat akustik yang diucapkan semut-semut. Namun, mereka membedakan empat macam bunyi setelah melakukan pengamatan selama bertahun-tahun.




GRAVITASI dalam Al-Qur'an


Gravitasi. Ya, sebuah hukum alam yang ditemukan oleh Sir Isaac Newton secara tidak sengaja, ketika ia sedang duduk, lalu tiba-tiba sebuah apel jatuh ke bawah dan mengenai kepalanya. Kemudian, diapun menarik kesimpulan bahwa ada 'sesuatu' yang menarik benda ke bawah, yang di kemudian hari dinamakan "Gaya Gravitasi".

Yang mau saya bahas di sini bukanlah sejarah gravitasi, rumus-rumusnya, atau apalah. Melainkan, saya akan menunjukkan sebuah ayat yang secara tersirat membahas tentang gravitasi ini. Yang menarik di sini adalah, Newton 'baru' menemukan gravitasi ini sekitar abad ke-17 Masehi. Sedangkan, Al-Qur'an sudah menerangkan hal ini kurang lebih 1000 tahun sebelumnya!

Baiklah, kita masuk ke pembahasannya. Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, "Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah," kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu?..." (QS. At-Taubah: 38)
Apabila kita perhatikan, di situ terdapat lafadz tsaaqaltum ilal ardh, yang artinya kurang lebih seperti ini: "Kamu berat ke bumi". Ini menandakan, bahwa sebenarnya ada 'sesuatu' yang membuat kita berat atau tertahan di bumi. 'Sesuatu' inilah yang dinamakan gravitasi itu. Subhanallah... Sekali lagi Al-Qur'an menunjukkan keajaibannya pada kita. Maha Benar Allah Atas Segala Firman-Nya...

Semoga bermanfaat... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar