Rabu, 08 Februari 2012

Manusia paling bermanfaat

Pada pertengahan tahun pada waktu itu, seorang ibu hendak naik pesawat tujuan Malaysia. Pakaiannya sangat sederhana, kerudungnya pun sangat sederhana. Ibu itu membawa sebuah koper yang tidak terlalu besar dan mengantri di loket pengecapan pasport. Tak Ia sadari ada seorang pemuda yang memperhatikan ibu tersebut. 1 jam kemudian pesawat tujuan Malaysia tersebut lepas landas. Sang ibu tadi duduk di kelas ekonomi, dan ternyata pemuda yang tadi memperhatikannya duduk disampingnya.

Tak lama kemudian terjadilah percakapan seperti ini:
Pemuda: "Bu, mau ke Malaysia juga?"
Ibu: "Betul nak."
Pemuda: "Ooohh.. mau kerja ya bu jadi TKW? (Pemuda itu tampak memperhatikan pakaian ibu tersebut yang amat sederhana)".
Ibu: (tersenyum)
Pemuda: "Saya sarankan bu, lebih baik ibu kembali saja ke Indonesia. Di Malaysia itu serba tidak jelas bu. Tidak jelas nasib dan gajinya. Banyak TKW yang disiksa, ditelantarkan, diperkosa, bahkan dibunuh oleh majikannya. Sudah bu, pulang saja. Lebih baik ibu pulang ke Indonesia lagi".
Ibu: (kembali tersenyum) "nak, saya ke Malaysia bukan untuk bekerja sebagai TKW. Tetapi saya akan menghadiri wisuda anak bungsu saya di Universitas di Kuala Lumpur. Saya memilih berangkat hari ini agar saya bisa beristirahat dulu. Wisudanya besok nak".
Pemuda: (diam, tersipu malu) "Ooh, maaf bu saya tidak tau soal itu".
Ibu: "Tidak apa-apa nak".
Pemuda: "Oh ya bu, memangnya anak ibu ada berapa orang?"
Ibu: "Anak saya ada 4. Yang bungsu besok baru akan wisuda S2".
Pemuda: "Lalu bagaimana dengan anak ketiga ibu?"
Ibu: "Anak ketiga saya kini menjadi direktur di salah satu perusahaan otomotif di Jerman".
Pemuda: "Luar biasa..!! Lalu anak kedua ibu?"
Ibu: "Anak kedua saya kini bekerja sebagai kepala cabang di salah satu perusahaan minyak dunia di Amerika".
Pemuda: "Subhanallah..!! lalu bagaimana anak pertama ibu? Saya yakin dia pasti lebih luar biasa daripada adik-adiknya bu".
Ibu: (menunduk dan menitikan air mata)
Pemuda: "Maaf bu, saya tidak bermaksud menyinggung perasaan ibu. Kalaupun ibu tidak mau menjawab pertanyaan saya juga tidak apa-apa bu. Saya sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa anak-anak ibu sungguh luar biasa".
Ibu: "Oh tidak apa-apa nak. Anak pertama saya mungkin sekarang ada di tengah sawah atau sedang memanjat pohon kelapa. Dia adalah petani dan setiap hari menjual hasil panennya serta kelapa yang ia tanam ke pasar untuk menyekolahkan ketiga adiknya. Dia memang tidak sukses tetapi dia-lah anak yang paling ibu banggakan. Dia selalu berkata pada adik-adiknya: "Dik, belajarlah yang giat, jangan seperti kakak yang hanya petani kelapa, jadilah orang sukses. Biar kakak yang bekerja untuk membiayai sekolah kalian".
Pemuda: "Yaa Allah, sungguh luar biasa cerita ibu. Cerita ibu tidak akan saya lupakan dan semoga bisa menjadi inspirasi bagi saya".
Ibu: "Amiinn.. semoga kamu sukses nak!"

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pesan Moral: Manusia terbaik bukan-lah manusia yang paling kaya, tampan, atau tinggi jabatannya. Tetapi manusa terbaik adalah manusia yang bisa bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang-orang disekelilingnya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar