Source : Facebook
Ibuku
hanya memiliki satu kaki dan mata. Aku membencinya sungguh memalukan.
Ia menjadi juru masak di rumah tetanggaku dan berjualan kue di
sekolahku, untuk membiayai keluarga. Suatu hari ketika aku masih SD,
ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia lakukan ini? Aku memandangnya
dengan penuh kebencian dan melarikan diri. Ibuku terdiam hanya
memandang.
Keesokan harinya di sekolah. ”Ibumu hanya punya satu
kaki dan satu mata. ?!?!” Iieeeeee, jerit seorang temanku. Aku berharap
ibuku lenyap dari muka bumi. Ujarku pada ibu, “Bu, Mengapa Ibu tidak
punya satu kaki dan satu mata lainnya? Kalau Ibu hanya ingin membuatku
ditertawakan, lebih baik Ibu mati saja!!!” Ibuku tidak menyahut. Aku
merasa agak tidak enak, tapi pada saat yang bersamaan, lega rasanya
sudah mengungkapkan apa yang ingin sekali kukatakan selama ini. Mungkin
karena Ibu tidak menghukumku, tapi aku tak berpikir sama sekali bahwa
perasaannya sangat terluka karenaku.
Malam itu. Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku
sedang
menangis, tanpa suara, seakan-akan ia takut aku akan terbangun
karenanya. Ia memandangku sejenak, dan kemudian berlalu dengan kaki
pincang. Akibat perkataanku tadi, hatinya tertusuk. Walaupun begitu, aku
membenci ibuku yang sedang menangis dengan satu kaki dan matanya. Jadi
aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku akan tumbuh dewasa dan menjadi
orang yang sukses.
Kemudian aku belajar dengan tekun, ibuku
terus bekerja membelikanku baju, buku sekolah, membayar uang sekolah.
Dan akhirnya aku lulus dan mendapat beasiswa masuk perguruan tinggi.
Kutinggalkan ibuku dan pergi ke Jakarta untuk menuntut ilmu. Lalu aku
pun menikah. Aku membeli rumah. Kemudian akupun memiliki anak. Kini aku
hidup dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat
tinggalku karena tidak membuatku teringat akan ibuku.
Kebahagian
ini bertambah terus dan terus, ketika ibuku datang ke rumahku. Apa?!
Siapa ini?! Itu ibuku. Dengan terlihat kepanasan di wajahnya,
berkeringat dan terengah-engah dengan kaki dan mata satunya. Seakan-akan
langit runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku berlari ketakutan, ngeri
melihat bentuk ibuku yang gak karu-karuan. Kataku, “Siapa kamu?! Aku tak
kenal dirimu!!” ”Berani-beraninya kamu datang ke sini dan menakuti
anak-anakku! !” ”KELUAR DARI SINI! SEKARANG!!” Ibuku hanya menjawab
perlahan, “Oh, maaf. Sepertinya saya salah alamat,” dan ia pun berlalu
dengan tongkat kakinya. Untung saja ia tidak mengenaliku. Aku sungguh
lega. Aku tak peduli lagi. Akupun menjadi sangat lega.
Suatu
hari, sepucuk surat undangan reuni sekolah tiba di rumahku di Jakarta.
Aku berbohong pada istriku bahwa aku ada urusan kantor. Akupun pergi ke
sana. Setelah reuni, aku mampir ke gubuk tua, yang dulu aku sebut
rumah.. Hanya ingin tahu saja.
Di sana, kutemukan ibuku
tergeletak dilantai yang dingin. Namun aku tak meneteskan air mata
sedikit pun. Ada selembar kertas di tangannya. Sepucuk surat untukku.
”Anakku..Kurasa hidupku sudah cukup panjang.. Dan aku tidak akan pergi
ke Jakarta lagi. Namun apakah berlebihan jika aku ingin kau menjengukku
sekali ? Aku sangat merindukanmu. Dan aku sangat gembira ketika tahu kau
akan datang ke reuni itu. Tapi kuputuskan aku tidak pergi ke sekolah.
Demi kau. Dan aku minta maaf karena hanya membuatmu malu dengan keadaan
cacat fisiku.
Kau tahu, ketika kau masih dalam kandungan ibu
mengalami kecelakaan , ketika ibu masih hamil seseorang telah dengan
sengaja menabrak kaki ibu hingga patah. Tetapi untung kandungan ibu
selamat, akhirnya ibu melahirkan bayi lucu yaitu kamu, tetapi sayang
tuhan hanya memberikan mu satu mata .Sebagai seorang ibu, aku tak tahan
melihatmu tumbuh hanya dengan mata satu. Maka aku berikan mata satuku
kepadamu,. Aku sangat bangga padamu yang telah melihat seluruh dunia
untukku, ditempatku, dengan mata itu. Aku tak pernah marah atas semua
kelakuanmu. Ketika kau marah padaku.. Aku hanya membatin sendiri, “Itu
karena ia mencintaiku” Anakku! Oh, anakku!”
Akupu menangis
sekeras dan memeluk ibuku erat-erat meminta maaf, namun sayang ternyata
Ibuku sudah beberapa jam lalu meninggal dalam kesendiriannya.
Bersyukurlah
atas apa yang Anda miliki sekarang dibandingkan apa yang tidak dimiliki
oleh jutaan orang lain! Luangkan waktu untuk mendoakan ibu Anda!
Asli atau palsu deh ceritanya kaf? fiksi or non fiksi? penasaran guee ~
BalasHapushmm gatau, beneran kayaknya
Hapus